Kamis, 24 September 2015

Makalah budidaya tanaman cabe merah‮



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Cabe Merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Kebutuhan cabe terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabe.
Dari sisi produsen, akhir-akhir ini usaha tani cabe mengalami permasalahan cukup serius dalam hal budidaya. Permasalahan tersebut mengakibatkan menurunnya produktivitas cabe. Pasar komoditas cabe sulit diprediksi, mengingat fluktuasi harga cabe yang berubah-ubah.
Makalah ini akan membahas Budidaya dan Pasca panen Cabe Merah yang memuat informasi syarat tumbuh, varietas, teknik budidaya, hama dan penyakit, panen, pasca panen dan pemasaran cabe. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
1.2.Rumusan Masalah 
A.    Apakah itu cabai merah? 
B.     Bagaimana pengklasifikasian cabai merah?
C.     Bagaimana deskripsi dan morfologi tanaman cabai?
D.    Bagaimana cara budidaya tanaman cabai?
1.3.    Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini antara lain adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian cabai merah.
2.      Untuk mengetahui pengklasifikasian cabai merah.
3.      Untuk mengetahui deskripsi dan morfologi tanaman cabai.
4.      Untuk mengetahui cara budidaya tanaman cabai.
1.3.Manfaat
Adapun manfaat makalah ini adalah agar penulis dan pembaca mengetahui sedikit lebih jauh mengenai cabai merah. Mulai dari pengertian, klasifikasi, morfologi dan deskripsi serta cara budidaya tanaman cabai merah.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian
Tanaman Cabe Merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin. Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, B1, dan vitamin C.
Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Budidaya tanaman cabe diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Cabe atau lombok merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi.
Daerah sentral produksi utama cabe merah antara lain Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sukabumi, Cianjur, dan Bandung); Jawa Tengah (Brebes, Magelang, dan Temanggung); Jawa Timur (Malang, Banyuwangi). Sentra utama cabe keriting adalah Bandung, Brebes, Rembang, Tuban, Rejanglebong, Solok, Tanah Datar, Karo, Simalungun, Banyuasin, Pagar Alam. Usahatani cabe yang berhasil memang menjanjikan keuntungan yang menarik, tetapi untuk mengusahakan tanaman cabe diperlukan keterampilan dan modal cukup memadai. Untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan diperlukan keterampilan dalam penerapan pengetahuan dan teknik budidaya cabe sesuai dengan daya dukung.
2.2.    Klasifikasi
Divisi                           : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi                     : Angiospermae (biji berada dalam buah)
Kelas                           : Dicotyledoneae (biji berkeping dua/biji belah)
Ordo (bangsa)             : Corolliforea
Famili (suku)               : Solanaceae
Genus (marga)             : Capsium
Spesies                        : Capsium frustescens L.
2.3.     Deskripsi dan Morfologi
1. Batang
Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur yang keras dan berkayu, berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus dan bercabang banyak. Batang utama tumbuh tegak dan kuat. Percabangan terbentuk setelah batang tanaman mencapai ketinggian berkisar antara 30-45 cm. cabang tanaman beruas-ruas, setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas (cabang).
2.      Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata (tidak bergerigi/berlekuk) ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan daun tanaman cabai besar. Daun merupakan daun tunggal dengan kedudukan agak mendatar, memiliki tulang daun menyirip dan tangkai tunggal yang melekat pada batang/cabang. Jumlah daun cukup banyak sehingga tanaman tampak rimbun.
3.      Bunga
Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang berbentuk bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun dengan mahkota bunga berwarna putih. Penyerbukan bunga termasuk penyerbukan sendiri (self pollinated crop), namun dapat juga terjadi secara silang, dengan keberhasilan sekitar 56%.
4. Buah
Buah cabai rawit akan terbentuk stelah terjadi penyerbukan. Buah memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna dan rasa buah. Buah cabai rawit dapat berbentuk bulat pendek dengan ujung runcing/berbentuk kerucut. Ukuran buah bervariasi, menurut jenisnya cabai rawit yang kecil-kecil memiliki ukuran panjang antara  2-2,5 cm dan lebar 5 mm. sedangkan cabai rawit yang agak besar memiliki ukuran yang mencapai 3,5 cm dan lebar mencapai 12 mm.
Warna buah cabai rawit bervariasi buah muda berwarna hijau/putih sedangkan buah yang telah masak  berwarna merah menyala/merah jingga (merah agak kuning) pada waktu masih muda, rasa buah cabai rawit kurang pedas, tetapi setelah masak menjadi pedas.
5.      Biji
Biji cabai rawit berwarna putih kekuningan-kuningan, berbentuk bulat pipih, tersusun berkelompok (bergerombol) dan saling melekat pada empulur. Ukuran biji cabai rawit lebih kecil dibandingkan dengan biji cabai besar. Biji-biji ini dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).
6.      Akar
Perakaran cabai rawit terdiri atas akar tunggang yang tumbuh lurus ke pusat bumi dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke samping. Perakaran tanaman tidak dalam sehingga tanaman hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, porous (mudah menyerap air) dan subur.

2.4.    Cara Budidaya Tanaman Cabe Merah
Adapun cara atau tehnik budidaya cabe merah adalah sebagai berikut :
a). Persiapan lahan untuk menana cabe merah keriting dan cabe rawit
1.    Pengolahan Lahan cabe merah keriting dan cabe rawit
·         Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
·         Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
·         Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
·         Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
·         Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).
2.    Benih cabe merah keriting dan cabe rawit
          Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
          Biji direndam dalam air hangat kemudian diperam semalam.
b)    Persemaian cabe merah keriting dan cabe rawit
1.    Persiapan Persemaian cabe merah
          Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
          Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang . Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
2.    Penyemaian cabe merah
          Biji cabe diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring
          Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban
3.    Pengamatan Hama & Penyakit cabe merah selama persemaian
a   Penyakit cabe merah keriting dan cabe rawit
          Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk, disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
          Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
          Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.
b.    Hama cabe merah
·          Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
·          Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
·          Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip
c)    Penanaman cabe merah
1.    Pemilihan Bibit cabe merah
          Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
          Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)
2.    Cara Tanam cabe merah
          Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
          Plastik polibag dilepas
          Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram
3.    Pengamatan Hama cabe merah
          Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
          Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua )
          Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabe gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
          Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
4. Perawatan tanaman cabe merah
1.      Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
2.      Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.
3.      Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
5.    Panen dan Pasca panen cabe merah
1.    Pemanenan cabe merah
          Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
          Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
2.    Cara panen cabe merah
          Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
          Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
          Penyortiran dilakukan sejak di lahan
          Simpan ditempat yang teduh




 




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Cabe merah merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabe mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan. Cabe (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan.
Budaidaya cabe merah bukanlah yang mudah dilakukan jika kita menginginkan hasil yang lebih maksimal. Dalam budidaya cabe merah banyak hal yang harus diperhatikan supaya hasil panen yang kita peroleh lebih baik, mulai dari pemilihan lahan sampai cara panen.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, kiranya dapat menambah pengetahuan kita dalam pembudidayaan cabe, bukan hanya asal tanam, akan tetapi bagaimana agar kita bisa memperoleh hasil panen yang lebih maksimal.
Selanjutnya dengan pengetahuan yang kita miliki, hendaknya kita bisa berbagi pengetahuan kepada masyarakat kita terutama mereka yang membudidayakan cabe, dengan harapan mereka bisa memperoleh hasil yang maksimal.
Cabai rawit (capsicum frustescens L.) tergolong dalam famili terung-terungan (solanaceae). Tanaman ini termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman berumur pendek yang tumbuh sebagai perdu/semak, dengan tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 m.







Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar